Senin, 21 Desember 2009

PANDUAN PENYUSUNAN SCHOOL BUSINESS PLAN (SBP)

PANDUAN PENYUSUNAN SCHOOL BUSINESS PLAN (SBP)

I. PENDAHULUAN
School Business Plan (SBP) adalah program perencanaan sekolah menuju Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang sebelumnya dikenal dengan istilah School Development and Investment Plan (SDIP). Pada awalnya SDIP digunakan untuk pengembangan satu program keahlian sebagai program ristisan SBI, sedangkan SBP adalah program pengembangan sekolah bertaraf internasional untuk seluruh program studi yang akan dikembangkan selama 4 tahun yang akan datang (target akhir SBI- tahun 2010).
Pada prinsipnya SBP memuat komponen dan sub-komponen yang sama dengan komponen dan sub-komponen yang ada dalam SDIP. Namun demikian terdapat penyederhanaan disesuaikan dengan Road Map dan kebijakan-kebijakan Direktorat Pembinaan SMK yang berkembang saat ini.
Secra garis besar, SBP memuat rumusan Target Pengembangan (Development Target/DT), Target Pengembangan Tahunan (Development Target Tahunan/DTT), program dan kegiatan sesuai profil SBI, dan anggaran yang diusulkan untuk dibiayai dari dana proyek dengan bantuan APBN dan dana sharing dari Pemda/Komite Sekolah/Yayasan dan sumber dana lain.

II. LANGKAH – LANGKAH PENYUSUNAN SBP
Acuan dasar untuk menyusun SBP bagi sekolah adalah dokumen-dokumen antara lain Renstra, RIPS, atau Program Kerja Sekolah lain yang sejenis.
Langkah-langkah dalam penyusunan SBP dapat dilakukan dengan mengikuti skema sebagai berikut sebagai berikut:

1. Merumuskan Target Pengembangan
Target Pengembangan dirumuskan dengan cara membandingkan kondisi akhir (profil SBI) dengan kondisi nyata SMK pada saat penyusunan SBP untuk komponen-komponen tertentu. Hasil dari kegiatan tersebut akan diperoleh rumusan-rumusan kesenjangan komponen terkait. Untuk mengatasi kesenjangan untuk komponen tertentu tersebut selanjutnya dapat dirumuskan Target Pengembangan yang diperlukan.
Komponen-komponen pengembangan sekolah meliputi:
1. Kurikulum SBI.
2. Organisasi, manajemen dan administrasi (ISO).
3. Sarana/prasarana.
4. Ketenagaan
5. Pembiayaan.
6. Peserta didik/Siswa
7. Peran Serta Masyarakat
8. Lingkungan/Kultur Sekolah.
9. Unit Produksi.
10. Institusi pasangan

2. Menentukan Target Pengembangan Tahunan
Langkah kedua, menentukan Target Pengembangan tahunan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan rumusan-rumusan Target Pengembangan kedalam urutan prioritas dan waktu (tahun) pelaksanaannya yang terbagi dalam tahun 2007 s.d 2010.

3. Menyusun Program dan Kegiatan
Langkah yang ketiga adalah menyusun program dan menjabarkan masing-masing program ke dalam rincian kegiatan. Pada tahap ini setiap kegiatan yang telah disusun akan direncanakan besaran biaya yang diperlukan dan penentuan sumber dananya.

4. Penyusunan Jadwal Kegiatan
Agar target-target pengembangan yang sudah direncanakan oleh sekolah dapat tercapai dengan lancar, maka perlu dilakukan penjadwalan dengan urutan yang logis (squensial) dan waktu yang realistis, namun tetap memperhatikan besarnya dana yang dapat direalisasikan pada setiap tahun berjalan (misalnya tahun 2007).
Penjadwalan ini perlu disajikan dalam proposal untuk memberi gambaran atas kemampuan sekolah dalam merealisasikan program-program yang telah disusun dalam SBP dan langkah-langkah kegiatan serta lamanya waktu yang diperlukan setiap jenis rincian kegiatan.

III. SISTEMATIKA PROPOSAL
Sistimatika proposal yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Cover
Daftar Isi
Kata Pengantar
Lembar Pengesahan
Profil Sekolah
Abstraksi (executive Summary)
A. Pendahuluan
1. Latar belakang Penyusunan SBP
2. Tujuan SBP
3. Visi-Misi
B. Keberhasilan dan Potensi SMK
1. Prestasi yang pernah diraih sekolah
2. Potensi pengembangan ke depan
C. Rencana Pengembangan Sekolah (4 tahun)
1. Perumusan Target Pengembangan (DT)
2. Perumusan Target Pengembangan Tahunan (DTT)
3. Perumusan Program, Kegiatan dan Pembiayan per komponen dan sumber dana
D. Rekapitulasi Program Pengembangan dari Dana APBN (Subsidi SMK)
E. Kesimpulan
F. Lampiran-lampiran, antara lain
1. Janji kinerja
2. Rencana Income Generating Unit
3. …………………………………… dst.

IV. PENUTUP
SMK yang akan ditingkatkan menjadi SBI diharapkan dapat menggunakan SBP ini sebagai panduan, dan diharapkan dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan yang akan dilakukan. Format-format yang tercantum dalam panduan ini sebagai format baku. Sedangkan format bantu untuk menghimpun data yang akan dimasukkan dalam format baku tersebut dapat disesuaikan dangan kondisi sekolah.

Minggu, 22 November 2009

Semut Merah Pengendali Hama Tanaman

Semut Merah (semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)) atau KARARANGGE Sebagai Pengendali Biologis Hama Tanaman

Serangga merah (semut Rangrang (Oecophylla smaragdina)) & ramping ini membangun sarangnya di daun-daun. Jumlah mereka bisa mencapai ratusan, mempunyai teritori & terkenal agresif dalam mempertahankan wilayahnya.

Semut Rangrang bukan sembarang semut. Mereka unik dan berbeda dari jenis semut lainnya. Manusia telah menggunakan jasa mereka dalam perkebunan berabad-abad yang lalu. Tercatat, sekitar tahun 300 Masehi di Canton (China), semut ini digunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk. Orang mengambil sarang-sarang semut ini dari hutan, memperjualbelikannya, lalu meletakkannya di pohon-pohon jeruk jenis unggul. Teknik yang sama tetap dilakukan sampai abad ke-12, dan masih diterapkan di selatan China sampai saat ini. Di perkebunan kopi di Lampung, kita dapat menemukan koloni semut ini bersarang di daun-daun kopi. Ternyata, pada tanaman kopi yang ditempati sarang ini lebih baik keadaannya daripada tanaman yang tidak ditempati semut Rangrang. Produksi kopi pun jadi lebih meningkat.

Para pakar serangga di Ghana telah menggunakan jenis semut Rangrang Afrika (Oecophylla longinoda) untuk mengendalikan hama tanaman cokelat. Kehadiran semut ini ternyata mampu mengurangi dua macam penyakit serius yang disebabkan oleh virus dan jamur, yaitu dengan jalan menyerang dan membunuh kutu daun yang menjadi penyebar penyakit ini. Kutu daun sangat merugikan, karena menghisap cairan tanaman sekaligus memakan jaringannya. Cara pengendalian hama seperti ini kita kenal sebagai “biological control” dan ini merupakan contoh tertua dalam sejarah pertanian.

Biokontrol dan Bioindikator
Penggunaan semut Rangrang sebagai biokontrol ternyata sudah dilakukan pula oleh sebagian penduduk Indonesia, meskipun tidak besar-besaran. Misalnya jika pohon jambu atau pohon mangga di pekarangan terserang hama, mereka akan memindahkan semut-semut Rangrang ke pohon tersebut.

Sebenarnya bukan itu saja manfaat yang diberikan semut Rangrang kepada manusia. Dengan sifatnya yang sangat peka terhadap perubahan udara, manusia dapat menggunakan semut ini sebagai indikator keadaan udara di suatu lingkungan.

Semut Rangrang menyukai lingkungan yang berudara bersih. Jangankan asap pabrik atau asap kendaraan bermotor, asap yang berasal dari pembakaran sampah di kebun saja dapat membuat mereka menyingkir. Tak heran, jika di Jakarta atau di kota-kota besar lainnya kita semakin sulit menemukan sarang mereka di pepohonan. Keberadaan semut ini penting sebagai musuh alami serangga hama, sekaligus sebagai indikator biologis (hayati) terhadap kualitas udara di suatu daerah.

Serangga sosial ini membuat sarang di kanopi hutan-hutan tropis sampai kebun-kebun kopi maupun cokelat. Mereka membentuk koloni yang anggotanya bisa mencapai 500.000 ekor, terdiri atas ratu yang sangat besar, anak-anak, dan para pekerja merangkap prajurit. Semuanya betina, kecuali beberapa semut jantan yang berperan kecil dalam kehidupan koloni. Semut-semut jantan itu segera pergi jika telah dewasa untuk melangsungkan wedding fight yaitu terbang untuk mengawini sang ratu, lalu mereka tidak kembali lagi ke sarangnya.

Anggota koloni kelompok pekerja mencari makan, membangun sarang, dan gigih melindungi wilayah mereka. Sekitar setiap satu menit, salah satu pekerja memuntahkan makanan cair ke dalam mulut ratu. Mereka menyuapi ratu dengan makanan yang telah dilunakkan sehingga memungkinkan sang ratu menghasilkan ratusan telur per hari. Jika ratu telah bertelur, para pekerja akan memindahkan telur-telur itu ke tempat yang terlindung, membersihkannya, dan memberi makan larva-larva halus jika telah menetas.

Semut Rangrang dikenal pula sebagai senyum penganyam, karena cara mereka membuat sarang seperti orang membuat anyaman. Sarang mereka terbuat dari beberapa helai daun yang dilekukkan dan dikaitkan bersama-sama membentuk ruang-ruang yang rumit dan menyerupai kemah. Dedaunan itu mereka tarik ke suatu arah, lalu dihubungkan dengan benang-benang halus yang diambil dari larva mereka sendiri. Para pekerja bergerak bolak-balik dari satu daun ke daun lainnya membentuk anyaman.

Makhluk asing yang mencoba menyusup ke daerah sarang, akan mereka halau dengan sengatan asam format yang keluar dari kelenjar racun mereka. Kalau semut jenis lain sengaja membiarkan bahkan memelihara kutu daun hidup dalam wilayah kekuasaan mereka, maka semut Rangrang justru sebaliknya. Mereka berusaha mati-matian menyingkirkan serangga lain yang hidup pada pohon tempat sarang mereka berada. Oleh karena itu, jika kita membedah sarang mereka seringkali kita menemukan bangkai kumbang atau serangga lain yang lebih besar dari semut ini.

Itulah keistimewaan yang dimiliki semut Rangrang sehingga membuat mereka memegang arti penting dalam pengendalian hama secara alami. Cukup sederhana, namun tidak berisiko terhadap lingkungan seperti halnya jika kita menggunakan insektisida kimia.

Semut ternyata mempunyai semacam kelenjar yang menghasilkan cairan khusus yang digunakan untuk menandai wilayah mereka. Kelenjar itu disebut kelenjar dubur. Cairan khusus yang dihasilkannya (disebut pheromone) mereka sapukan ke tanah dan hanya para anggota sarang saja yang dapat mengenali baunya. Jadi semut penganyam ini menggunakan pesan kimiawi untuk menuntut rekan satu sarang menuju daerah baru mereka.

Tentu saja jejak bau itu tidak hanya mereka tinggalkan ketika mencari daerah baru dan ketika mempertahankannya, tetapi juga digunakan saat mereka mencari makan. Jika seekor semut menemukan seonggok makanan, dia akan mengerahkan teman-temannya untuk mengangkuti makanan itu ke sarang. Kelenjar duburnya akan meninggalkan jejak bau di sepanjang jalan antara sarang dan lokasi temuan itu. Ketika berpapasan dengan temannya, semut ini memberi rangsangan dengan memukulkan antenanya seraya memuntahkan sedikit makanan yang ditemukan tadi ke mulut rekannya itu.

saduran dari
lestarimandiri.org

Sabtu, 11 Juli 2009

RASA TAKUT MANUSIA

ORANG GUNUNG TAKUT MONYET, BLOGGER TAKUT HACKER

Rasa takut merupakan kodrat pemberian Tuhan kepada setiap makluk yang hidup di dunia. Di satu sisi rasa takut diperlukan sebagai kontrol kepada diri kita. Disisi lain, rasa takut yang tidak terkontrol dapat mencelakakan kepada makluk yang memilikinya.
Rasa takut sedikit berbeda dengan rasa malu. Dengan perasaan takut, seseorang dapat menghindari hal-hal yang dianggapnya dapat mendatangkan ketakutan tersebut, menghindari berseberangan dengan penguasa bagi yang takut akan tersisihkan, menghindari terik matahari bagi yang takut kulitnya hitam, menghindari, menghindari, dan menghindari. Akhirnya ia akan terkungkung oleh rasa takutnya sendiri.
Rasa takut yang terkontrol akan berakibat sebaliknya. Seseorang dapat menggunakan pikirannya untuk melakukan sesuatu pekerjaan tanpa menghindari secara total pekerjaan bersangkutan. Ia dapat mengatur mana yang dihindari dan mana yang harus dihadapi agar tidak menjadi "konyol".
Kuncinya, kendali diri atau "manajemen diri" yang harus dikedepankan dan dilatih agar seseorang dapat memanfaatkan rasa takut itu menjadi positif dan mendatangkan manfaat.
Amerika Serikat, menjadi negara super power akibat rasa takut yang terkontrol dan mampu memanfaatkannya untuk menciptakan sumber daya yang selalu setingkat atau beberapa tingkat diatas sumber daya negara lain.
Ketika ketakutan Amerika Serikat itu tidak lagi menjadi rasa takut ia melepas berbagai sumber daya yang telah dibuatnya ke sektor publik, sebagai bahan ekonomi. Dan hasilnya, sangat "membanggakan". Amerika mampu menjual teknologi dua dasawarsa silam, pada saat ini, denhan harga yang sangat menggiurkan. Pesawat tempur, peralatan intelejen, termasuk peralatan spionase untuk "menonton", "mencuri", atau mengisolir situasi.
Dari rasa takut tersebut, Amerika Serikat menggunakan logika untuk dapat mengatasi rasa takutnya. Kenapa kita tidak?
Selidik punya selidik (opini pribadi), rasa takut yang tertanam dalam diri orang Indonesia akibat dari faham feodal yang masih tertanam. Ketakutan adalah salah sumber untuk menancapkan suatu pengaruh, terutama kekuasaan. Logika disingkirkan jauh-jauh, dan akhirnya Indonesia hanya menjadi bangsa yang konsumtif. Ya, memang Indonesia baru saja merdeka, dan Amerika berusia jauh lebih tua, tapi bukan itu intinya, maukah seseorang belajar? Maukah mereka belajar mengendalikan rasa takut?
Setelah lebih 60 tahun Indonesia merdeka, orang Indonesia masih terisolasi dalam ketakutan yang diciptakan orang lain yang punya kemampuan lebih. Rakyat takut akan penguasa, sipil takut militer, termasuk "user" takut "admin". Itulah Indonesia sekarang, rasa takut terus ditancapkan untuk mendapat berbagai keuntungan, tidak ada persatuan dan saling membantu antar warga, bahkan untuk belajar menggunakan media internetpun, layaknya di Taman Kanak-Kanak, kita harus jungkir balik, agar diakui menjadi pengguna internet dan fitur-fiturnya.
User ataupun Blogger yang masih klik sini-klik sana tidak beraturan karena ketidak tahuan, menjadi sasaran empuk para hacker maupun cracker, seolah mereka ingin berkata... "Lo gak boleh ada disini, disini adalah tempat gue".
Kembali ego dan kekuasaan mengendalikan rasa takut dan terus ditanamkan.

Selasa, 02 Juni 2009

English Vocabulary In Use - Teksbook Cambridge University

English Vocabulary in Use adalah salah satu buku dari University of Cambridge di United Kingdom (Inggris) yang berisi tentang vocabulary (kosa kata) yang banyak digunakan dalam kaitannya dengan pendidikan di Universitas Cambride.
English Vocabulary in Use menerangkan vocabulary (kosa kata) lengkap dengan pengertian dan materi yang berkaitan dengan kosa kata dimaksud.

English Vocabulary in Use terbagi tiga bagian atau sampul. Yang pertama adalah English Vocabulary in Use - Elementary yang berisi kosa kata-kosa kata tingkat dasar (elementer). Satu sampul yang lain berisi kosa kata lanjutan dari buku pertama (Pre-IOnmtermediate & Intermediate) untuk kosa kata-kosa kata tingkat menengah.
Bagian terakhir adalah Upper-Intermediate & Advanced yang berisi kosa kata-kosa kata yang banyak digunakan di kelas pada Universitas Cambridge.

Senin, 11 Mei 2009

Sertifikasi Guru dan Pengawas Provinsi Jawa Barat

April - Mei 2009 beberapa guru dan staf dinas pendidikan di Ciamis dan Banjar Jawa Barat melakukan sertifikasi dengan menyusun portofolio tentang perjalanan karir mereka. Pemerintah berencana positif untuk melakukan peningkatan mutu guru dan pegawai khususnya di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Kabupaten Ciamis.
Tujuan sertifikasi sendiri adalah
(1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional,
(2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran,
(3) meningkatkan kesejahteraan guru, serta
(4) meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. (sumber)

Niat pemerintah yang demikian positif ini ini ternyata menjadi "bumerang" bagi pemerintah sendiri, mengingat dana yang dibutuhkan untuk proses dan post proses sertifikasi ini ternyata menjadi sangat besar. Disini tidak akan menceritakan budget real, tetapi minimal bisa diprediksi, untuk satu orang peserta sertifikasi dari mulai pendaftaran, proses, dan post proses bisa mencapai kurang lebih 10juta rupiah, bayangkan jika satu wilayah kecamatan mendapat jatah calon peserta minimal 5 orang... terbayang untuk jatah satu wilayah Kabupaten Ciamis/Kota Banjar, satu provinsi, seluruh Indonesia?
Akhirnya... pemerintah sekarang hanya memfokuskan pada PNS yang dianggap sudah kompeten saja... sedangkan guru swasta...? Diharapkan beberapa tahun kedepan dapat terlaksana.

Undang-Undang Pendidikan Nasional
Panduan Penyusunan Portofolio Sertifikasi Guru dan Pengawas

Jumat, 08 Mei 2009

Hot Spot Area di Kota Banjar

Masyarakat Banjar tentunya gembira dengan adanya program baru Hot Spot Area. karena Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kota Banjar menyediakan fasilitas internet gratis bagi pelajar dan masyarakat umum dan ini merupakan pelayanan akses internet gratis selama jam kantor yang boleh digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan. Selain itu bagi masyarakat yang memiliki perangkat komputer bisa meminjam arsip tentunya menggunakan laptop sendiri.

Dalam mengenalkan fasilitas hot spot area dan internet gratis ini kota banjar melakukan sosialisasi kepara mahasiswa hingga ketingkat pelajar SMA,SMP dan SD se-Kota Banjar...
selengkapnya...

Virtualization Information

Technology Trends. Newsletter. Web Resources. Blogs. Twitter.

Virtualization is the biggest trend in technology today. Technology executives must make decisions everyday regarding the best products, services and partners to use for implementing virtualization into their IT infrastructure.

VirtualizationFocus.com
is a web resource designed to bring you the best and most timely information for your virtualization decisions. We select the most vital news, research, blogs and reviews related to virtualization. We also provide vibrant user forums on Facebook and LinkedIn where you can interact with your peers to get your virtualization questions answered.

Immediate breaking information is provided by a Twitter feed overseen by VirtualizationFocus editor Eric Lundquist. In addition, the site includes an exclusive virtualization commentary only on the site. A weekly VirtualizationFocus newsletter provides a capsule of all the weekly virtualization highlights. If you want to delve deeper into any particular aspect of virtualization, the VirtualizationFocus website provides a searchable database of white papers tailored to your needs.

Sign up now for your own VirtualizationFocus newsletter today. Please visit our new site designed especially for your virtualization needs.
________________________________
You are subscribed to http://cwflyris.computerworld.com

Read VirtualizationFocus' online here

Anggur Ginseng di Kota Banjar

Beberapa hari belakangan ini santer diberitakan dari mulut ke mulut jatuhnya korban akibat overdosis minuman keras di Kota Banjar, Jawa Barat.
dr. Herman Sutrisno sebagai Walikota Banjar sampai gerah dan mencak-mencak didepan publik (pejabat Kota Banjar yang terkait) "mengapa hal ini terjadi di Kota Banjar?????"

Selidik-punya selidik... ternyata Walikota Banjar itu kecewa akan kinerja pejabatnya (khususnya kepolisian yang sangat terkait akan peredaran minuman keras). Dia (Walikota Banjar) merasa ditembak dari belakang atas kejadian tersebut.

7 orang positif meninggal akibat meminum minuman keras oplosan yang berbahan dasar anggur ginseng yang sedianya digunakan sebagai campuran untuk jamu. Bahan non konsumsi seperti anti nyamuk Autan pun ikut menjadi bahan ramuan minuman oplosan tersebut.

Ternyata kreatifitas bangsa ini sudah kebablasan...

Sabtu, 07 Maret 2009

Regulator

Regulator berfungsi untuk mengubah besaran tegangan dari satu besaran tertentu ke besaran yang lain/yang diinginkan. Lebih jauh tentan galat ini bisa dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Regulator, http://weblogs.asp.net/rosherove/pages/tools-and-frameworks-by-roy-osherove.aspx.

PROBLEMATIKA BULLYING DI LINGKUNGAN SEKOLAH

MAKALAH
MARIYAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SEBELAS APRIL SUMEDANG


Perilaku kekerasan dilingkungan sekolah seperti tak ada habisnya, seperti kekerasan yang terjadi pada praja-praja IPDN, kini timbul gangster sekolah dengan aksi bullying-nya yaitu perilaku merasa lebih kuat dan mamapu menekan. Hal ini terkait dengan Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak diantaranya:
- UUD No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yaitu pasal 15 bag. d.
“Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan.
- Pasa 16 ayat 1
Setiap anak berhak memperoleh perlindungan dari sasaran penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
- Pasal 54
Anak didalam dan dilingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan-tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya didalam sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.
- Pasal 80
1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan atau penganiayaan terhadap anak dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 72 juta.
2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 luka berat, maka pelaku pidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100 juta.
3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 mati, maka pelaku pidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 200 juta.

Konvensi hak anak pada pasal 19 ayat 1 hal 15
KEKERASAN (Violence)
Kekerasan adalah Perilaku antar pribadi yang disengaja yang mungkin/bisa menyebabkan kerugian fisik dan psikis
Konvensi Hak-hak Anak Pasat 19 (1):
“Negara Peserta harus mengambil semua langkah legislative, administrative, sosial dan pendidikan yang sesuai untuk melindungi anak dari semua bentuk kekerasan fisik dan mental, luka ataupun pelecehan, penelantaran atau perbuatan lalai, perlakuan salah atau eksploitasi, termasuk pelecehan seksual, Selama dalam perawatan orang tua, wali hukum, atau siapapun yang merawat anak.’

Banyak kekerasan tersembunyi. Anak mungkin tidak merasa mampu untuk melaporkan tindakan kekerasan karena takut tindakan balasan dari pelaku kekerasan.
Pelaku kekerasan mungkin tidak mempertimbangkan bahwa sebuah tindakan kekerasan sebenarnya adalah sama sekali bukan merupakan kekerasan, barangkali hanya membenarkannya dan menganggapnya sebagai hukuman yang perlu dilakukan.
Anak yang menjadi korban mungkin merasa malu atau bersalah, sambil meyakini bahwa mereka memang layak menjadi korban kekerasan sehingga mereka menjadi, enggan untuk membicarakan hal itu.
Kekerasan terjadi di:
• sekolah-sekolah
• institusi seperti panti asuhan dan fasilitas-fasiktas perawatan
• jalanan
• tempat kerja
• penjara-penjara.
Kekerasan merupakan bagian dari norma ekonomi, kultural dan sosial yang membentuk lingkungan anak.
Kekerasan berakar pada isu seperti:
• hubungan kekuasaan yang berkaitan dengan gender
• eksklusifitas
• tidak adanya pengasuh utama
• tidak adanya norma-norma sosial yang memberikan perlindungan ataupun bisa menghormati anak.
Faktor-faktor lainnya:
• penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan
• adanya senjata api
• pengangguran
• kejahatan
• impunitas dan budaya diam
Kekerasan bisa mempengaruhi:
• kesehatan anak
• kemampuan mereka untuk belajar atau bahkan kesediaan mereka untuk bersekolah sama sekali.
• anak melarikan diri dari rumah, yang memberikan resiko yang lebih besar kepada mereka.
• menghancurkan percaya diri anak dan bisa menghambat kemampuannya untuk menjadi orang tua yang baik di masa yang akan datang.
• Anak-anak yang menjadi korban kekerasan memiliki resiko yang lebih besar terhadap depresi dan bunuh diri di kehidupan mereka nantinya.
• Dalam kasus yang paling serius kekerasan bisa mengakibatkan kematian atau luka fatal

CARA MENCEGAH TERJADINYA BULLYING
A. Tugas Orang Tua
 Buatlah aktifitas yang menyenangkan saat dirumah.
 Ajari anak mempetahankan dan melindungi diri
 Cepat tanggap ketika anak terlibat kekerasan
 Melaporkan pada instansi terkait ketika anak menjadi korban
 Mengedepankan penyelesaian kekerasan jika seperti bullying
 Berikan sanksi mendidik jika anak melakukan kesalahan
 Ajarkan empati sosial sejak dini
 Beri teguran halus jika melakukan kekerasan
 Jadilah tempat curhat yang menyenangkan buat anak
 Dampingi anak ketika menonton tv
 Menjadi teladan bagi anak.

B. Tugas guru/lingkungan sekolah
 Awasi perilaku siswa
 Mengaktifkan guru BP
 Guru harus bersikap sebagai pendengar yang baik
 Mengenali masing-masing karakter siswa
 Mengadakan evaluasi kondisi sekolah setiap kurun waktu tertentu
 Harus menciptakan kerbersamaan antar sekolah

Penerapan Teknik Budidaya dengan Tampilan Domba Garut Tipe Tangkas dan Tipe Pedaging di Kabupaten Garut

TATI ROHAYATI. 2009. Hubungan antara Penerapan Teknik Budidaya dengan Tampilan Domba Garut Tipe Tangkas dan Tipe Pedaging di Kabupaten Garut. Dibawah bimbingan DJONI dan ENOK SUMARSIH.

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan teknik budidaya dengan tampilan domba garut tipe tangkas dan tipe pedaging di Kabupaten Garut. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cisurupan sebagai sentra peternakan domba garut tipe tangkas, dan di Kecamatan Wanaraja sebagai sentra peternakan domba garut tipe pedaging. Penelitian berlangsung selama tiga bulan, mulai dari Bulan Agustus sampai Bulan Oktober 2008.
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Data yang diperoleh berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik angket dan teknik wawancara. Penentuan sampel penelitian menggunakan metode pengambilan sampel bertahap (two stage sampling), dengan unit analisis yang diteliti adalah Kabupaten Garut. Pengambilan sampel tahap pertama adalah menentukan kecamatan yang dianggap mewakili satuan analisis dilakukan secara sengaja atau purposive Tahap kedua adalah penentuan responden dari tiap kelompok tani yang ditentukan secara proportional random sampling.
Data yang diperoleh dalam penelitian selanjutnya dianalisis dengan metode pemahaman (Verstehen). Untuk variabel penelitian yang dapat diboboti, digunakan nilai tertimbang. Untuk mengetahui hubungan antara penerapan teknik budidaya dengan tampilan domba garut tipe tangkas dan tipe pedaging, secara simultan dianalisis dengan menggunakan Uji Korelasi Kendall W dan secara parsial dianalisis dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan teknik budidaya pada peternakan domba garut tipe tangkas mendapatkan skor rata-rata 81 dari nilai maksimal 102 (79,41 persen) berada pada ketegori baik, sedangkan pada peternakan domba garut tipe pedaging mendapatkan skor rata-rata 71 dari nilai maksimal 102 (69,60 persen) berada pada kategori cukup. Berat badan domba garut tipe tangkas jantan berada pada kategori baik, berat badan domba garut betina tipe tangkas dan tipe pedaging berada pada kategori cukup, sedangkan berat badan domba garut tipe pedaging jantan berada pada kategori kurang.
Hasil analisis secara simultan menunjukkan terdapat hubungan yang sangat nyata antara penerapan teknik budidaya dengan berat badan domba garut tipe tangkas dan tipe pedaging, baik jantan maupun betina. Secara parsial terdapat hubungan yang sangat nyata antara perkandangan, tatalaksana pemeliharaan, pengelolaan reproduksi, dan panen, pascapanen dan pemasaran dengan berat badan domba garut tipe tangkas jantan; tatalaksana pemeliharaan dan panen, pascapanen dan pemasaran dengan berat badan domba garut tipe tangkas betina; panen, pascapanen dan pemasaran dengan berat badan domba garut tipe pedaging jantan, serta perkandangan dengan berat badan domba garut tipe pedaging betina