Telah dijelaskan bahwa dengan mempelajari Tasawuf kita akan mengetahui bagaimana cara membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela. Namun demikian, tasawuf hanyalah teori prakteknya dalam thoriqot.
Thariqot yang dikembangkan di Pondok Pesantren Suryalaya adalah Thoriqot Qodiriyah wan - Naqsabandiyah (TQN). lntinya menjelaskan bagaimana cara Dzikrullah agar menghasilkan sesuatu yang diharapkan yaitu agar pelakunya (dzakir) dapat menjaga dirinya dari perbuatan tercela atau berakhlak karimah.
- Yang pertama harus diyakini bahwa Tasawuf/Thariqot/dzikir merupakan rukun agama setelah rukun aqidah dan rukun syariah;
- Yang kedua harus terpenuhi syarat-syarat dizkir, yang paling mendasar/cara dzikir tersebut harus diambil dari seorang guru Mursyid. Dijelaskan oleh Amin Al Kurdi (Tanwirul Qulub : 405)7 sebagai berikut :
"Para ahli thariqot telah sepakat bahwa manusia wajib mendapatkan seorang guru (mursyid) yang akan membimbing menghilangkan berbagai penyakit jiwa yang menghalangi kekhusyukan dalam beribadah"
Baginya berlaku kaidah : "Bahwa beribadah yang tidak sempurna kecuali dengan adanya sesuatu, maka mengadakan sesuatu itu pun wajib hukumnya. Istilah yang baku mengambil tatacara dzikir dari guru Mursyid adalah Talqin.
Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani (Sirul Asror : 7)8 tentang tafsir firman Allah dalam Al Qur'an surat yusuf ayat ke 108 :
"Katakanlah (Muhammad) : "Inilah jalanku aku dan orang-orang yang mengikutiku, mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashirohku dan orang orang yang mengikutiku".
Ditafsirkan sebagai berikut :
"Bashiroh adalah mata rohani, manusia wajib menghidupkan mata rohani tersebut dengan mengambil talqim dan wali mursyid yang mengkhabarkan tentang alam lahut. perhatikanlah hal ini."
- Yang ketiga
Sebagaimana shalat dan ibadah-ibadah yang lainnya, maka dalam talqin/dzikir inipun disyaratkan dalam keadaan suci dengan wudhu yang sempurna. Mengenai kaifiat dzikir jahar dalam miftahus shudur juz 1 halaman ke 8 (mohon restu Pangersa Abah, untuk kepentingan ilmiah)9 dijelaskan sebagai berikut :
"Hendaknya memulai dengan kalimah LAA... dari bawah pusat, dipanjangkan dan ditarik keatas sampai ke posisi otak."
"Kemudian dengan memulai dari kamzahnya ILLAHA diturunkan ke posisi bawah pundak sebelah kanan. Kemudian dengan memulai kamzahnya ILLALOOH dari bawah pundak kanan dipanjangkan dan ditarik ke hati sembari dibawah tulang rusuk sebelah kiri.''
Dengan gerakan-gerakan ini makna kalimah LAA ILLAHA ILLALOOH akan merambah ke semua potensi Sumber Daya Spikologis Manusia (MDPM), khususnya ke posisi-posisi LATIFAH tersebut di atas. Dan ditambah dengan suaranya yang keras, makna kalimat tahlil tersebut akan terasa oleh perasaan fisik dan perasaan psikis, dan akan menghasilkan nur rohani yang akan menghidupkan hati untuk selamanya.
Mengenai suara yang kuat ini Pangersa Abah (Miftahus Shudur : I : 10) menganalogkan hati dengan batu, sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat ke 74 yang artinya :
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu bahkan lebih keras".
"Bahwa sebagaimana batu yang keras itu tidak akan pecah kecuali dengan pukulan yang keras, maka demikian pula dzikir tidak akan membuahkan hasil (Atsar) efek positif keseluruh penjuru relung hati kecuali dengan suara yang kuat pula".